unduh gratis gambar PNG :Celengan
Celengan

Celengan (kadang-kadang satu sen dolar atau kotak uang) adalah nama tradisional dari wadah koin yang biasanya digunakan oleh anak-anak. Celengan dikenal kolektor sebagai "bank masih" sebagai lawan dari "bank mekanik" yang populer di awal abad ke-20. Barang-barang ini juga sering digunakan oleh perusahaan untuk tujuan promosi. Penggunaan nama 'celengan' memunculkan bentuk 'babi' yang diakui secara luas, dan banyak perusahaan jasa keuangan menggunakan celengan sebagai logo untuk produk tabungan mereka.

Celengan biasanya terbuat dari keramik atau porselen. Mereka umumnya dicat dan berfungsi sebagai alat pedagogis untuk mengajarkan dasar penghematan dan menabung untuk anak-anak; uang dapat dengan mudah dimasukkan. Banyak celengan memiliki sumbat karet yang terletak di bagian bawah; yang lain terbuat dari vinil dan memiliki hidung yang dapat dilepas untuk memudahkan akses koin. Beberapa menggabungkan sistem elektronik yang menghitung jumlah uang yang disetor. Beberapa celengan tidak memiliki lubang selain slot untuk memasukkan koin, yang akan menyebabkan menghancurkan celengan dengan palu atau dengan cara lain, untuk mendapatkan uang di dalamnya.

Pygg adalah tanah liat berwarna oranye yang biasa digunakan selama Abad Pertengahan sebagai bahan murah untuk pot untuk menyimpan uang, yang disebut pot pygg atau botol pygg. Ada perselisihan tentang apakah "pygg" hanyalah varian dialek dari "babi." Pada abad ke-18, istilah "toples babi" telah berevolusi menjadi "bank babi". Karena gerabah diganti oleh bahan lain, seperti kaca, plester, dan plastik, nama itu secara bertahap mulai merujuk secara spesifik pada bentuk bank, alih-alih apa yang digunakan untuk membuatnya.

Penemuan kotak uang tertua di Barat berasal dari abad ke-2 SM koloni Yunani Priene, Asia Kecil, dan menampilkan bentuk kuil Yunani mini dengan celah di pedimen. Kotak uang dari berbagai bentuk juga digali di Pompeii dan Herculaneum, dan cukup sering muncul di situs-situs provinsi kuno, terutama di Inggris Romawi dan sepanjang Rhine.

Istilah Jawa dan Indonesia c? L? Ngan (secara harfiah berarti "babi hutan", tetapi dulu berarti "tabungan" dan "celengan") juga digunakan dalam konteks bank domestik. Etimologi kata tersebut tidak jelas, tetapi terbukti dalam celengan Majapahit dari abad ke-15. Beberapa celengan berbentuk babi telah ditemukan di situs arkeologi besar di sekitar Trowulan, sebuah desa di provinsi Jawa Timur Indonesia dan kemungkinan situs ibukota Kerajaan Kekaisaran Majapahit kuno. Ini mungkin sumber kata Jawa-Indonesia yang merujuk pada tabungan atau wadah uang. Sinonim Jawa-Indonesia lainnya untuk tabungan adalah tabungan, yang berasal dari kata untuk "tabung" atau "silinder". Ini muncul dari metode lain untuk membuat wadah koin dengan menggunakan bagian dari ruas bambu tertutup yang dilengkapi dengan celah untuk memasukkan koin. Salah satu spesimen celengan Majapahit yang penting bertempat di Museum Nasional Indonesia. Telah direkonstruksi, karena celengan besar ini ditemukan pecah berkeping-keping. Wadah koin terakota Majapahit telah ditemukan dalam berbagai bentuk, termasuk tabung, guci, dan kotak, masing-masing dengan celah untuk memasukkan koin.

Penggunaan umum celengan adalah untuk menyimpan uang receh dengan cara yang unik dan dekoratif. Celengan modern tidak terbatas pada rupa babi, dan dapat memiliki beragam bentuk, ukuran, dan warna. Mereka paling sering digunakan oleh kuil dan gereja karena mereka terkunci kotak uang dengan celah sempit untuk menjatuhkan uang tunai atau koin. Kotak dibuka melalui colokan di bawahnya secara berkala, ketika uang yang terkumpul dihitung dan dicatat.

Di halaman ini Anda dapat mengunduh gambar PNG gratis: unduhan gambar Piggy bank PNG gratis